You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Nagari Cupak
Nagari Cupak

Kec. Gunung Talang, Kab. Solok, Provinsi Sumatera Barat

Selamat Datang di Website Resmi Nagari Cupak Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat BAGI MASYARAKAT YANG INGIN MEMPEROLEH INFORMASI TERKAIT NAGARI DAPAT MEMBUKA LAMAN PPID NAGARI ATAU HUBUNGI CALL CENTER 081266550252 ATAU DATANG LANGSUNG KE SEKRETARIAT PPID DI KANTOR WALI NAGARI CUPAK

Peran Buya HAMKA di Nagari Cupak

Administrator 09 April 2021 Dibaca 666 Kali
Peran Buya HAMKA di Nagari Cupak

BAB IV NAGARI CUPAK SETELAH REVOLUSI

  1. Peranan Buya Hamka di Nagari Cupak

Pada waktu dilakukan peralihan kekuasaan dari tangan Belanda kepada Republik Indonesia, pemerintahan di Kecamatan Gunung Talang Solok dipegang oleh Ramli Ahmad yang baru diangkat jadi Camat. Segera para pemimpin kecamatan mengadakan peninjauan ke nagari-nagari, terutama ke Nagari Cupak yang cukup parah menderita selama masa revolusi fisik dalam mempertahankan kemerdekaan RI. Rakyat Nagari Cupak termenung penuh dengan rasa duka yang mendalam, karena rumah, lumbung padi, dan semua harta milik mereka telah hancur dan musnah akibat dari peperangan yang dialami langsung oleh penduduk melawan Belanda.

Rakyat Cupak menginginkan kembali untuk mendapatkan rumah mereka yang hancur, karena setelah revolusi fisik mereka hanya tinggal di pondok darurat, berlantai tanah, bertiang bambu, dan atap daun kelapa. Kebanyakan dari mereka telah meresap perasaan duka cita kedalam lubuk hati sehingga mendatangkan penyakit stress yang tidak jarang membawa maut. Para pemimpin nagari Cupak melihat kondisi ini sudah barang tentu menaruh kecemasan. Permasalahan tersebut harus di cari jalan keluarnya secara bersama. 21 Desember 1951 para pemimpin nagari Cupak mengadakan pertemuan. Pertemuan itu diadakan di salah satu rumah penduduk di desa Sungai Rotan. Pertemuan para pemimpin dan pejuang revolusi di Cupak tersebut dipimpin oleh Ramli Ahmad dan dihadiri oleh anggota gerakan penggerak perjuangan lainnya.

Hasil dari pertemuan itu didapati kata sepakat agar mengundang Buya Hamka, untuk memberikan ceramah guna menguatkan kembali iman rakyat Cupak yang telah mulai merapuh sebagai akibat peperangan yang selalu menghantui perasaan mereka. Kemudian dari hasil pertemuan tersebut, maka Rahman Ahmad salah seorang penggerak perjuangan, diutus ke Bukittinggi untuk menemui Buya Hamka dengan mandat dari pemerintah nagari Cupak.

Pertemuan Rahman Ahmad dengan Buya Hamka di Bukittinggi terjadi sesudah shalat jum'at di Masjid Raya Bukttinggi pada tanggal 25 Desember 1951. Cuplikan dari pembicaraan Rahman Ahmad dengan Buya Hamka dalam pertemuannya waktu itu antara lain :

Rahman Ahmad : Saya dari Cupak datang kesini (Bukittinggi) ingin bertemu Buya..

Buya Hamka      : Apakah betul nagari Cupak habis dibumihanguskan oleh Belanda ? 

Rahman Ahmad : Iya... Buya, Sebagian rumah-rumah yang pernah Buya naiki dulu di Cupak habis dibakar oleh Belanda waktu perang tanding terjadi.

Buya Hamka             : "Saya ingin ke Cupak"...

Rahman Ahmad : Itulah sebabnya saya kemari, karena ada mandat bahwa Buya dimohon datang ke Cupak untuk memperbaiki hati rakyat dari penderitaan bhatiu yang mereka alami dalam peperangan.

Masyarakat Cupak bersyukur atas kedatangan Buya Hamka pada tanggal 5 Januari 1952 ke nagari Cupak. Kedatangan beliau disambut dengan penuh rasa duka cita dan harapan semoga Buya Hamka dapat memberikan obat penawar bagi penderitaan yang tengah diderita Rakyat. Pertama-tama Buya Hamka dibawa ke jorong-jorong untuk menyaksikan puing-puing yang berserakan sebagai bukti nyata pengorbanan rakyat nagari Cupak didalam kancah revolusi perjuangan. Kemudian terakhir Buya Hamka dibawa ke masjid untuk berceramah. Rakyat banyak berkumpul disekitar halaman masjid dengan maksud untuk mendengarkan ceramah Buya Hamka. Mereka sangat simpati sekali pada Buya Hamka karena selain seorang sastrawan, cendikiawan, dan ulama terkenal, beliau juga seorang singa podium (Orator). Buya Hamka mampu bepidalo dengan kharisma yang dimilikinya dan menggugah hati atau perasaan siapapun yang mendengarkan pidato beliau.

"Assalamualaikum w.w." Itulah kata pertama dari Buya Hamka di dalam masjid lama di tengah kerumunan masyarakat Cupak yang mendesak. Beliau merasa bahagia dapat menghadiri undangan kaum Muslimin dan Muslimat nagari Cupak. Namun ia tetap terharu menyaksikan keadaan nagari yang telah porak poranda disamping berbangga hati atas kerelaan rakyat yang telah banyak berkorban dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Hamka mengajak segenap rakyat berdoa kepada-Nya semoga pengorbanan mereka diterima-Nya dan akan mendapatkan pembalasan setimpal di Yaumil Mashsyar nanti.

Cuplikan dari khotbah Buya Hamka dihadapan kerumunan rakyat nagari Cupak waktu itu adalah :

Saya berduka sekali melihat nagari Cupak dibumihanguskan oleh Belanda. Saya mendengar ada sekitar400buah rumah dan gudang-gudang beras habis terbakar ini merupakan pengorbanan yang sangat besar sekali dari rakyat Cupak. Kalau anak-anak atau suami dari ibu-ibu yang meninggal relakanlah karena mereka semua mati syahid, dan rumah-rumah ibu-ibu yang terbakai untuk sementara tinggalah di gubuk-gubuk terlebih dahulu. Jadi setelah kejadian ini yang pertama kita lakukan adalah dengan mendirikan sebuah
masjid, karena disanalah tempat kita untuk selalu dekat dan berserah diri kepada Allah Yang Maha Kuasa.

  1. Masjid Raya Monumen Perjuangan Nagari Cupak

Buya Hamka mengajurkan agar rakyat nagari Cupak mengikuti jejak Rasullah Muhammad SAW. Ia menceritakan bahwa Rasullah sewaktu hijrah dari Mekkah ke Madinah yang pertama-tama beliau bangun adalah masjid. Masjid adalah tempat berkumpul, beramal dan beribadah. Nabi Muhammad SAW tidak mementingkan diri pribadinya terlebih dahulu untuk membuat rumah tetapi lebih mementingkan perlindungan kaumnya. Hamka menyarankan kepada rakyat Cupak buat sementara rela untuk tinggal di pondok saja. Selanjutnya Hamka juga mengatakan : 

Marilah kita ganti dulu masjid kita yang telah usang ini. Ikhlaskanlah niat, mari kita bangun sebuah Masjid yangpermanen sebagai monumen para pejuang yang telah gugur dalam perjuangan fisabilillak sebagai "Asysyuhada.

Setelah Buya Hamka berhasil mengobat hati warga Cupak dan menanamkan rasa kesadaran serta keiklasan, mulailah direncanakan pembangunan sebuah masjid yang permanen. Pada tanggal 1 Februari 1952 adalah hari gotong-royong pertama masyarakat Cupak untuk mewujudkan apa yang telah dipesankan oleh Buya Hamka. Untuk dorongan moril peletakan batu pertama Masjid dilakukan oleh Buya Hamka dan Gubernur Sumatera Tengah waktu itu dijabat oleh Ruslan Mulyoharjo.

Sejarah Masjid Raya Cupak ini berkaitan dengan berbagai peristiwa sejarah yang menimpa nagari Cupak dan khususnya masa revolusi. Lokasi Masjid yang sekarang, pada masa satu abad yang silam berdiri sebuah masjid tradisionil (masjid lamo), yang keseluruhan bahan utamanya terbuat dari kayu kecuali atap. Untuk bahan atap dipakai ijuk, suatu bahan yang populer di Minangkabau ketika itu untuk setiap bangunan monumental. Menurut Buya Hamka, Masjid Cupak hampir sama dengan Masjid Nabi Nuh karena mempunyai tonggak yang banyak sekali. Masjid Lamo mempunyai tiang (tonggak) sebanyak 36 Buah, dinding papan beruku pada tiga sisinya sampai ke mihrab. Masjid lamo tersebut berukuran 12 kali 12m2, 

untuk masa itu ukuran demikian sudah cukup memadai. Masjid lama dibangun sekita tahun 1880. Pada tahun 1920, atap ijuk yang tidak sesuai dengan perkembangan zaman pada Masjid Lamo telah diganti dengan atap seng. Begitu pula bahagian lainnya mengalami beberapa perubahan. Masjid yang semula tidak mempunyai beranda dibuatkan berandanya sepanjang bangunan. 

Atap dibentuk melengkung seperti atap gerbong kereta api, di tengah atap beranda tersebut didirikan sebuah gobah sehingga rencana mereka belum terealisir ketika Jepang masuk ke Indonesia. Nagari Cupak juga tidak luput merasakan kekuasaan Jepang tersebut.

Pasa masa Revolusi sesudah kemerdekaan Masjid Lamo Cupak sangat berperan terutama bagi para pejuang rakyat Cupak. Masjid Lamo ini sering dijadikan tempat untuk bermufakat sesama ninik mamak, alim ulama dan cerdik pandai. Disamping itu masjid ini berfungsi untuk tempat perundingan dan berkumpul para pejuang untuk mengatur siasat perang dalam menghadapi pasukan Belanda.

Masjid Lamo tidak luput dari aksipengrusakan dan pengharncuran yang dilakukan oleh tentara Belanda saat revolusi fisik. Kebencian rakyat tidak tertahankan lagi terhadap Belanda karena masjid yang dijadikan tempat beribadat mereka menjadi sasaran yang tembakan mereka. Masjid tersebut menjadi rusak berat dan berlobang-lobang akibat hantaman peluru tentara Belanda. Tetapi apa mau dikata musuh lebih kuat dari pada pejuang rakyat. Tidak sedikit dari rakyat yang ikut menjadi korban karena perlawanan yang mereka lakukan secara fisabilillah demi mempertahankan agama dan bangsa.

Pada tahun 1980 pembangunan Masjid yang monumental dan permanen telah selesai. Masa pengerjaannya memakan waktu lebih kurang 28 tahun (1952 - 1980). Biaya keseluruhan pembangunan Masjid Raya ini meliputi ratusan juta rupiah. Pada masa pembangunan masjid raya Cupak ini banyak mendapat bantuan dari para pejabat salah seorang diantaranya dari A.Y. Mokoginta.

Sebuah prasasti ditandatangani oleh Buya Prof. DR. TIamka selaku ketua umum Majeles Ulama Indonesia (MUI) dan Bapak. Ir. H. Azwar Anas selaku Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Barat sebagai tanda peresmiannya. Masjid ini oleh masyarakat Cupak diberi nama Masjid RzyzAsy-Syuhada Cupak. Peresmian Masjid Raya ini bertepatan pada hari Minggu tanggal 7 Desember 1980, bersamaan dengan 29 Muharram 1 •- . H. Pada tanggal tersebut resmi selesailah sebuah Proyek yang berdiri r gah disisi jalan raya jurusan Solok-Padang tepatnya di nagari Cupak, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok.

Masjid Raya Asy-Syuhada nagari Cupak boleh dikatakan sebagai masjid yang istimewa, karena peletakan batu pertama pembangunannya dan peresmian pemakaiannya dilakukan oleh dua orang tokoh yang sama. Tokoh pertama seorang Alim Ulama dan tokoh kedua seorang Gubernur. Peletakan batu pertama pada tanggal 1 Februari 1952 dilakukan oleh Buya Mamda dan Ruslan Mulyoharjo Gubernur Sumatera Tengah, dan pada peresmian tanggal 7 Desember 1980 iuga dilakukan oleh Buya Hamda dan H. Azwar Anas Gubernur TK I Sumatera Barat.

Semenjak masa pembangunan tahun 1952 sampai sekarang Masjid Raya Asy-Syuhada Cupak telah tiga kali pergantian susunan pengurusannya. Susunan pengurusan Masjid Raya Asy-Syuhada nagari Cupak sekarang ini adalah sebagari berikut:

  1. Penasehat I : Camat Perwakilan Gunung Talang
  2. Penasehat U : H.M. Dt. Mandaro Sati
  3. Ketua Umum : H. Rahman Ahmad Dt. Sampono Kayo
  4. Ketua I :   Hasan Basri
  5. Ketua II :    Agus Sanin Dt. Tan Mandaro
  6. Sekretaris I : Sabirin Halim
  7. Sekretaris II : Marlius Malik
  8. Sekretaris III : Syamsunar Mantari Kayo
  9. Bendahara I : H. Marzoeki St. Marajo
  10. Bendahara II : Muslim Jamil, dan

dibantu oleh Ninik Mamak dan Kepala Desa se-nagari Cupak. Bagi rakyat Cupak arti penting Masjid Raya sangat mendalam karena dari masjid inilah awal kebangkitan masyarakat Cupak yang tertindas akibat roda revolusi. Masjid Raya dijadikan sebagai monumen kebangkitan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia di nagari Cupak. Keberadaan masjid ini akan dimanfaatkan dan dikenang terus sepanjang masa oleh Masyarakat Cupak.

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image

APBN 2024 Pelaksanaan

Pendapatan
Rp 2.417.752.115,00 Rp 3.091.570.000,00
78.2%
Belanja
Rp 1.527.142.873,00 Rp 2.966.113.805,88
51.49%
Pembiayaan
Rp 294.309.739,88 Rp 294.309.739,88
100%

APBN 2024 Pendapatan

Hasil Usaha Nagari
Rp 0,00 Rp 135.000.000,00
0%
Hasil Aset Nagari
Rp 40.850.000,00 Rp 164.100.000,00
24.89%
Dana Desa
Rp 1.544.024.000,00 Rp 1.544.024.000,00
100%
Bagi Hasil Pajak Dan Retribusi
Rp 0,00 Rp 60.000.000,00
0%
Alokasi Dana Nagari
Rp 831.344.570,00 Rp 1.184.946.000,00
70.16%
Bunga Bank
Rp 1.533.545,00 Rp 3.500.000,00
43.82%

APBN 2024 Pembelanjaan

Bidang Penyelenggaran Pemerintahan Nagari
Rp 780.282.180,00 Rp 1.380.044.865,88
56.54%
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Nagari
Rp 395.853.564,00 Rp 798.925.932,00
49.55%
Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Nagari
Rp 258.762.129,00 Rp 549.190.000,00
47.12%
Bidang Pemberdayaan Masyarakat Nagari
Rp 34.058.000,00 Rp 88.453.008,00
38.5%
Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat Dan Mendesak Nagari
Rp 58.187.000,00 Rp 149.500.000,00
38.92%